Sebuah Refleksi dari Injil Yohanes 2 : 1-11
Yohanes 2:1-11
"Perkawinan
di Kana"

"YESUS YANG BERKUASA"
Pembacaan kita yang saya ambil dari Yohanes, 2 : 1-11 ini saat ini cukup menarik untuk direnungkan bersama, namun akan lebih sangat menarik jika kita melakukan dalam kehidupan kita.
Lembaga Alkitab Indonesia Memberi
Judul "Perkawinan di Kana",
namun yang menjadi tema Renungan ilah "Yesus yang Berkuasa".
Bagian Pertama yang akan kita
renungkan adalah :
1. Mari kita lihat latar belakang
dan tujuan penulisan Injil Yohanes.
Injil
Yohanes ini ditulis cukup lama setelah Yesus mati dan dibangkitkan, kurang
lebih pada tahun 70 M. Injil Yohanes dituliskan oleh Yohanes murid yang
dikasihi, yang pada waktu mereka sedang makan bersama duduk dekat Yesus.
Yohanes menuliskan Injil ini dengan maksud untuk membuat jemaat Tuhan percaya
bahwa Yesus-lah Mesias, Anak Allah dan supaya oleh Iman memperoleh hidup dalam
nama Yesus (Yoh 20:31). Apa tujuannya?Sebab pada saat itu, tentara Romawi
menghancurkan Bait Allah dan orang-orang Yahudi yang telah menerima ajaran
Yesus mulai dikucilkan dari tempat-tempat pertemuan (Sinagoge) untuk mencegah
mereka meyebarluaskan berita tentang Yesus. Bait Allah tempat berkumpul dan
berdoa orang Yahudi dihancurkan, serta orang-orang yang menerima ajaran Yesus
dikucilkan membuat jemaat Tuhan pada saat itu terpukul. Secara mental mereka
terpukul. Oleh sebab itu, Yohanes menuliskan Injil ini untuk memperkuat Iman
jemaat agar mereka senantiasa percaya, beriman dan mengandalkan Yesus dalam
kehidupan mereka.
Yohanes
bukan saja menuliskan Injil ini kepada jemaat Tuhan di Yahudi, namun Yohanes
juga menuliskan untuk Jemaat Tuhan pada masa kini. Bahwa keadaan dunia yang
sedang dihancurkan oleh virus corona, hendaklah membuat kita dengan Iman
percaya agar tetap dan senantiasa percaya, beriman dan mengandalkan Yesus dalam
kehidupan kita tiap-tiap hari.
2. Coba kita lihat kata
"Perkawinan" pada ayat 1.
Menurut
Tradisi orang Israel, Perkawinan adalah Pesta suci bagi mereka. Karena
Perkawinan adalah lambang CintaKasih Allah terhadap umat-Nya. Dalam kitab-kitab
Perjanjian Lama (misalnya; Kidung Agung Salomo, kitab Hosea) CintaKasih Allah
terhadap umat-Nya sering diumpamakan dengan cintakasih seorang mempelai
laki-laki terhadap istrinya. Seolah-olah Allah adalah mempelai laki-laki bagi
umat-Nya, yang hendak menerima umat-Nya dan memberkati-Nya. Karena itu tidak
mengherankan, bahwa Yesus melakukan tanda ajaib-Nya pada perjamuan kawin karena
Yesus ingin memperlihatkan dan menunjukan CintaKasih Allah terhadap umat-Nya.
Pertanyaan
yang muncul bagi kita saat ini adalah Apakah kita sebagai manusia sudah memperlihatkan
dan menunjukan cintakasih Allah kepada sesama kita? Apakah dalam keadaan
pandemik ini kita sudah memperlihatkan dan menunjukan cintakasih Allah bagi
sesama manusia? Mari kita belajar dari pribadi Yesus, Jika Yesus mampu
memperlihatkan cintakasih Allah bagi dunia, Percayalah kita mampu melakukan
cintakasih Allah dalam dunia. Berbicara tentang melakukan cintakasih Allah
terdengar biasa, namun lebih luar biasa jika kita melakukan. Jika Allah telah
menunjukan cintakasih-Nya melalui Yesus Kristus, maka kita sebagai manusia juga
telah di mampukan oleh Roh Kudus untuk melakukan.
3. Kalimat "Mereka Kehabisan
Anggur" dalam ayat 3.
Sangat
memalukan bagi tuan pesta bila gagal memberikan anggur bagi tamunya. Tidak
heran kalau tuan pesta merasa malu jika kekurangan. Apa yang akan dikatakan
para tamu nanti kalau mereka kurang minum? Maria ibu Yesus ada disana, Maria
mendengar kesulitan tersebut dan Ia turut Bersusah Hati. Kalimat "Mereka
kehabisan anggur" dalam ayat 3 dengan jelas diungkapkan oleh Maria kepada
Yesus. Maria adalah ibu Yesus, Maria tahu persis siapa Yesus, meskipun
sebelumnya Maria belum pernah melihat Yesus melakukan mujizat, tetapi karena
Maria tahu Yesus lain dari manusia biasa. Jika hal ini terjadi pada orang lain
mereka pasti telah putus asa. Tetapi berbeda dengan Maria, Ia percaya benar
bahwa Yesus dapat menolongnya. Oleh sebab itu, Maria datang dan berbicara
dengan berharap Yesus mampu menolong.
Ada
satu hal yang dapat kita pelajari disini. Datang dan berbicara kepada Yesus,
sebelum sesuatu terjadi. Datang dan berbicaralah kepada Yesus, Sebab Ia mampu
menyelesaikan masalah kita. Jangan Tunggu ada masalah baru datang, tetapi
datanglah terlebih dahulu kepada-Nya. Jangan tunggu sonde Beras baru datang,
Jangan tunggu sonde ada uang baru datang, jangan tunggu ada banyak masalah baru
datang. Datanglah dan bicara kepada Yesus Setiap hari, sebab Yesus mampu
menolong saudara/i dan saya. Soal Berkat yang Yesus Berikan bukan urusan kita,
soal mujisat yang terjadi itu bukan urusan kita. Yang menjadi bagian kita
adalah Bersyukur, sebab Yesus melalui Roh Kudus, Ia masih datang menyertai kita
tiap-tiap hari.
4. Yang terakhir, kita lihat kalimat
"Engkau menyimpan anggur yang baik sampai sekarang" pada ayat 10.
Dalam
tradisi orang Israel, anggur adalah minuman yang wajib dalam tradisi mereka.
Jika dalam sebuah pesta perjamuan biasanya mereka menyediakan anggur yang baik
dahulu. Anggur yang terbaik biasanya disajikan terlebih dahulu, pertama-tama
itu anggur yang baik, kemudian baru anggur yang kurang lezat. Sebab para tamu
masih lebih sadar akan mutu dan rasa anggur itu. setelah mereka minum lebih
banyak anggur mereka akan lebih sulit untuk membedakan dan menghargai anggur
yang baik. Contoh sederhana dalam kehidupan masa kini ialah Sopi. Tuan pesta
akan menyediakan sopi yang terbaik dan ketika para tamu sudah mabuk, meraka
akan diberi sopi yang rasanya biasa saja. sederhananya seperti itu. Pertanyaan
bagi kita ialah mengapa hal ini disinggung? Hal ini menjukan Kelebihan dari
Pribadi Yesus. Hal ini memang sepele, namun Yesus ingin menunjukan bahwa
Kehadiran-Nya di dunia ini dapat membuat Mutu dan Kualitas kehidupan manusia
agar tetap dan terus baik, agar manusia tetap dan terus menjadi yang terbaik.
Kehadiran Yesus tidak hanya membuat mutu manusia baik pada awal saja, tetapi
tetap baik terus-menerus. Kehadiran Yesus tidak hanya membuat manusia baik pada
masa penciptaan saja, namun tetap baik terus-menerus di hadapan Allah.
Hal
ini membuat kita sadar bahwa kehadiran Yesus mampu memulihkan hubungan manusia
dengan Allah. Hal ini juga membuat kita sadar bahwa Kehadiran Yesus mampu
mengubah kehidupan seseorang menjadi baik. Bukan Hanya Relasi dengan Allah
namun Yesus mampu memulihkan Relasi kita dengan sesama. Jadi Kalo ada bakalai
dengan mama dan bapa na berdoa ko minta ampun. Ada batasalah dengan kaka
dirumah na berdoa ko minta Tuhan Pulihkan Relasi. Begitu juga dengan pacar.
Kalo Relasi manusia dengan Allah saja Yesus mampu pulihkan, Percayalah Hubungan
anda dengan Pacar, mampu di Pulihkan oleh Yesus. Jadi Kalo ada batasalah dengan
Pacar na jang lari pi orang ke-3, berdoa dan minta Yesus Pulihkan.
Dengan demikian, Pembacaan tentang Perkawinan di Kana mengajarkan kita 4 hal penting lagi. Yaitu;
1.
Tetaplah beriman dan mengandalkan
Yesus dalam kehidupan kita.
2.
Allah telah menunjukan
cintakasih-Nya melalui Yesus Kristus, maka kita sebagai manusia juga telah
di mampukan oleh Roh Kudus untuk melakukannya.
3.
Datanglah dan bicara kepada Yesus
Setiap hari, sebab Yesus mampu menolong saudara/i dan saya.
4.
Kehadiran Yesus mampu mengubah
kehidupan seseorang menjadi baik. Bukan Hanya Relasi dengan Allah namun Yesus
mampu memulihkan Relasi kita dengan sesama.
Oleh karena itu kesimpulan dari pembacaan ini kita belajar bahwa
"Yesus memiliki kuasa untuk mengubah kehidupan manusia menjadi kehidupan yang lebih baik dan layak di hadapan Allah. Sederhanya, kita belajar dari teks ini bahwa Yesus adalah Tuhan yang mampu mengubah relasi manusia dengan Allah dan mampu mengubah relasi sesama manusia."
kerennnn kalii
BalasHapusTerima Kasih Banyak.
HapusMantap
BalasHapusTerimakasih Banyak Kaka
Hapus