MENATA PELAYANAN UNTUK MEMPERKOKOH PERSEKUTUAN - II TAWARIKH 17:1-13
MENATA PELAYANAN UNTUK MEMPERKOKOH PERSEKUTUAN
(II TAWARIKH 17:1-13)
Pada dasarnya Kesatuan dan kebersamaan
antara sekumpulan orang disebut sebagai persekutuan. Secara umum Persekutuan
dapat didefinisikan sebagai suatu gabungan dari dua orang atau lebih untuk
memiliki dan menyelenggarakan suatu usaha secara bersama dengan tujuan untuk
memperoleh keuntungan. Sebagai suatu gabungan maka persekutuan tidak dapat
dipisahkan dengan kesepakatan atau perjanjian, yaitu perjanjian untuk mendirikan,
memiliki, dan mengelola persekutuan. Di dalam Persekutuan harus selalu dituntut
adanya kebersamaan, yaitu: Persekutuan harus dimiliki Bersama, Persekutuan
harus dikelola Bersama, Kalau ada risiko ditanggung Bersama, dan kalau
memperoleh keuntungan maka dibagi bersama. Itu Pengertian PERSEKUTUAN.
Dalam kehidupan sehari-hari persekutuan
yang nyata bagi kita adalah Keluarga. Keluarga adalah salah satu contoh nyata
persekutuan yang terjadi dalam kehidupan kita. Oleh sebab itu dalam keluarga,
Bapa harus punya rasa memiliki, mama harus punya rasa mengelola, demikian juga
dengan anak-anak harus punya rasa bertanggung jawab. Saling melayani, saling
mendukung dan saling menopang dalam keluarga maka terjalin suatu hubungan
kebersamaan yang akan disebuat sebagai suatu persekutuan.
Dalam Gereja, kita memahami bahwa kesatuan
dan kebersamaan orang-orang percaya di dalam Kristus disebut sebagai Persekutuan.
Bagi gereja yang adalah tubuh kristus persekutuan adalah yang sangat penting
dan itu merupakan salah satu panggilan gereja untuk mewujudkan Misi Kristen.
Namun fakta membuktikan bahwa, banyak dari kita yang menjadikan persekutuan itu
sebagai suatu formalitas, persekutuan itu untuk kepentingan pribadi,
persekutuan itu hanya organisasi, bahkan kita sering menganggap bahwa
persekutuan itu tidak terlalu penting. Anggapan-anggapan inilah yang membuat
setiap kita lalai dalam tugas, malas toe dengan tanggung jawab, acuh tak acuh
dengan kerja bahkan sonde peduli dengan pelayanan. Oleh karena itu, menata pelayanan
adalah proses bagi kita untuk sampai pada sebuah persekutuan yang kokoh, kuat
dan teguh. Jika kita ingin “Persekutuan kita Kokoh, maka kita harus menata
pelayanan atau cara melayani.” Dan Hal ini kita temukan dalam cerita
kepemimpinan Raja Yosafat, dalam pembacaan kita tadi.
Yosafat menjadi raja atas Israel
menggantikan ayahnya Raja Asa yang meninggal. Alkitab mencatat bagi kita bahwa
Yosafat sebagai raja Israel yang bijaksana dan diberkati Tuhan. Pada masa
pemerintahannya, Yosafat mendapat dukungan yang besar dan baik dari rakyat. Ia
memperkokoh kerajaanya dengan melakukan banyak hal:
Ø Menempatkan
tentara disemua kota
Ø Mengutus
orang untuk mengajar taurat Tuhan.
Ø Membangun
kota perbekalan (kota menyimpan bekal cadangan makanan)
Dengan cara ‘pelayanan seorang raja’ yang
demikian, Alkitab memberi penjelasan kepada kita bahwa, Yosafat dicatat sebagai
raja yang berhasil membawa bangsa Israel ke puncak kejayaan.
Mari kita lihat penyebab dan strategi yang
menjadikan Yosafat berhasil:
1.
Yosafat
sibuk memperkuat diri dan pemerintahanya dengan cara yang tepat. (ay. 1-2)
Bagi Yosafat, tidak ada keuntungan jika dia hanya
duduk dan berpangku tangan. Dia sadar bahwa sebagai pemimpin dia punya tugas
dan tanggung jawab besar bukan suara atau omong yang besar. Yosafat
memilih untuk memperkuat diri dan pemerintahan bukan memperkuat suara. Bapa mama, Lasi Neu kit. Seringkali Persekutuan
kita tidak kokoh (sonde kuat) bahkan Hancur-hancuran karena
anggota-anggota tidak lagi sibuk urus diri jadi bae, tapi justru lebih sibuk
lihat diri dan kehidupan orang lain. Persekutuan yang kokoh itu pertama-tama,
orang-orang didalamnya mampu menyadari, memperbaiki diri, menjadikan diri
semakin baik setiap hari. Persekutuan tidak akan Kokoh apabila kalau
orang-orangnya suka mencari kesalahan orang lain.
2.
Yosafat
belajar dari masa lalu. (ay. 3-4)
Salah satu cara untuk menghindari keterpurukan dan
kegagalan maka, perlu belajar dari masa lalu sebagai guru kehidupan. Banyak
orang selalu bilang: “Guru Terbaik Adalah Pengalaman”. Sebab ada banyak
hal yang bisa jadi pembelajaran disana. Banyak Persekutuan sulit berkembang
karena terlalu sibuk rancang masa depan, sampai lupa belajar dari masa lalu. “Kalo
su tau itu majelis malas maka kedepanya Jangan pilih dia lagi. Kalo su tau itu
diaken sering lepas tanggung jawab maka berhenti pilih dia.” Terkadang
orang-orang seperti ini, seringkali menjadi penghambat untuk pertumbuhan
persekutuan. Dan saya kira, Seperti yang telah Yosafat tunjukan: “Persekutuan
akan kokoh, tertolong juga lewat pembelajaran akan masa lalu.”
3.
Yosafat
setia pada Tuhan (ay. 6)
Lasi Neu kit, bapa mama. Karena menjadi
setia itu bukan perkara mudah. Rasanya sulit sekali untuk kita punya rasa
Setia. Persekutuan kita akan kacau-balau karena anggota-anggotanya sulit setia.
Ketika kita bicara persekutuan berarti kita bicara keterlibatan banyak orang.
Banyak pikiran, banyak Bahasa, banyak perbedaan, banyak pendapat, juga banyak
main gila. Satu kali, kita bisa merasa tidak dihargai, tidak didengar, tidak
diberi kesempatan. Kita bisa tersinggung. Bisa itu! Kalo kita tidak punya
SETIA, kita akan gampang mundur dan menarik diri. Penekananya adalah Kesetiaan
Pada Tuhan (Dengan manusia saja kadang kita taputar, bafeo, omong kosong,
putar balek) apalagi dengan Tuhan. Jika setia tidak ada pada diri kita,
kita tidak akan merasa damai dan sukacita. Sebab Persekutuan akan kuat, kokoh,
tahan uji, tahan banting, jika ada ‘setia’ untuk Tuhan dari dalam diri para
anggota.
4.
Yosafat
percaya orang lain (ay. 7-8)
Dalam persekutuan kerja sama itu penting. Kerja sama
dimulai dari rasa saling percaya. Kalo untuk banyak hal, yang tangani hanya
satu orang saja agak susah eee. Kapan disini? Kapan disana? Kapan
disitu? Kapan Mau Maju Kalo bagitu? Dalam masa pemerintahan Yosafat, dia mengutus
beberapa pembesarnya, yaitu para pemimpin masyarakat. Untuk Mengajar. Yosafat
sebagai pemimpin, dia sadar bahwa untuk mengajarkan amanat Allah itu merupakan
kewajiban semua pemimpin yang beriman bukan hanya orang Lewi dan imam yang professional.
Jadi kalo rasa diri su perhadapan untuk jadi Penatua, untuk jadi Diaken,
untuk jadi panitia, itu karena kita di percaya mampu melakukan. Persekutuan
kita akan semakin kokoh, apabila ada rasa saling percaya dan mempercayai.
Dari kehidupan persekutuan yang
terus memperkuat diri, Belajar dari pengalaman masa lalu, setia kepada Tuhan
dan saling percaya. Saya mencatat bagi kita 3 Poin penting yang dapat menjadi
motivasi dan pelajaran untuk kita menata persekutuan menjadi kokoh:
1.
Yosafat Menjadi Kaya dan
Terhormat (ay. 5)
Dalam persekutuan atas
nama Tuhan, ada kekayaan dan kehormatan. Tetapi itu tersedia bagi mereka yang
semakin kuat di dalam Tuhan. Yang belajar dari masa lalu dan mau berubah. Yang
setia pada Tuhan dan yang sungguh dapat dipercaya. Kalau saudara dan saya
terlibat dalam persekutuan atas nama Tuhan, lalu tujuan utama mencari kekayaan
dan kehormatan, sungguh dengan kasih harus saya ingatkan; ‘Itu mimpi dalam mati
(hati!)’ mimpi yang tidak bangun lagi. Pastikanlah bahwa kita menjadi kuat di
dalam Tuhan, belajar dari masa lalu untuk jadi lebih baik, setia pada Tuhan dan
selalu dapat dipercaya.
2.
Yosafat
tak terkalahkan, sebab tidak ada yang berani melawan (ay. 10)
Perkenan Kuasa Tuhan bagi
Yosafat membuat bangsanya aman, tanpa cape-cape harus perang. Yosafat membawa
pengaruh besar yang sungguh teramat baik bagi kehidupan bangsanya. Juga bagi
kehidupan kita dimasa kini. Kehadiran kita tengah persekutuan akan selalu
memberi pengaruh. Entah kecil atau besar, entah baik atau buruk. Ditengah
persekutuan atas nama Tuhan, Pastikanlah bahwa saudara dan saya kuat di dalam
Tuhan, belajar dari masa lalu untuk jadi lebih baik, setia pada Tuhan dan
selalu dapat dipercaya, dan kita pasti membawa pengaruh yang baik juga besar
bagi persekutuan.
3.
Yosafat
makin lama, makin kuat (ay.12)
Dalam persekutuan dengan Tuhan, bukan
berarti tanpa soal. Ada banyak masalah, tantangan dan pergumulan, tetapi juga
selalu pasti ada jalan keluar. Hidup dengan Tuhan bukan berarti tanpa
pertanyaan, tetapi juga selalu ada jawab. Bersama Tuhan kita akan mengerti cara
bertahan atau melawan bahkan kita terus tumbuh dari antara persoalan-persoalan
itu. Kalo persekutuan diisi oleh angota-anggota yang kuat di dalam Tuhan,
belajar dari masa lalu untuk menjadi baik, setia pada Tuhan, selalu dapat
dipercaya, maka persekutuan itu semakin lama, semakin kuat.
Selamat Menata Pelayanan Untuk Memperkokoh
Persekutuan. Selamat memperkokoh persekutuan dengan menata pelayan kita, Tuhan
Yesus Memberkati. Amin.
Panite, 25 Juni 2022
Penulis,
Marcel Laisbuke
Komentar
Posting Komentar