KESUNGGUHAN MENGEJAR HARAPAN (MARKUS 10:46-52)


 

KESUNGGUHAN MENGEJAR HARAPAN
(MARKUS 10:46-52)
Marcel Laisbuke

 

 

Kekasih Tuhan Sekalian, Bukankah hidup itu memang penuh dengan Harapan? Tiap-tiap orang pasti pernah berharap dalam hidup. Karna memang hidup yang di karuniakan oleh Tuhan tidak bisa datar-datar saja. Coba kita renungkan kembali, berapa banyak harapan yang seringkali kita buat? Diminggu ini, dibulan ini, atau mungkin juga dihari ini! Salah satu harapanya Wisuda tepat pada waktunya. Ini harapan yang tidak asing bagi kita semua. Setiap kita pasti berharap untuk menyelesaikan studi pada waktunya. Semua kita pasti memiliki harapan, tetapi tidak semua kita mampu untuk mencapainya. Tergantung sejauh mana kita menginginkan dan melaksanakan. Hal ini juga yang terjadi dalam pembacaan kita tadi.

Dalam kisah yang baru kita baca ini, harapan itu ialah kesembuhan. Mengapa hal ini jadi haraparan? Markus menggambarkan tentang Bartimeus dengan begitu jelas. Miskin, Buta, sendiri dan juga hidup dari belas kasihan orang lain. Namun ternyata Bartimeus bukanlah tipe orang yang malas, ia bukanlah orang yang tidak mau bangkit dari keadaan seperti anggapan oranglain. Tetapi justru Bartimeus adalah orang yang berkemauan keras dan berkeyakinan bahwa suatu saat ia akan terbebas dari penderitaan. Karna harapan itu diawali dengan tekad dan semangat yang kuat dari dalam diri Bartimeus untuk mencapai harapan tersebut. Ia punya tekad dan semangat yang kuat dari dalam dirinya untuk mencapai kesembuhan. Pertanyaannya, Apakah keyakinan Bartimeus itu Berlebihan? Secara kasat mata sangat mustahil bagi Bartimeus untuk terpenuhi harapannya itu. Tetapi semua keraguannya saat itu pupus ketika mendengar berita tentang Yesus yang sedang melintas dari Yeriko menuju ke Yerusalem.

Berita bahwa Yesus akan lewat, membuat hati Bartimeus tergerak untuk meminta perhatian Yesus. Kedatangan Yesus membuka semangat baru bagi Bartimeus. Cemoohan dan hardikan dari orang banyak tidak menjadi penghalang dan hambatan bagi dia untuk terus berteriak dan meminta pertolongan Yesus. Bartimeus menunjukan bahwa harus ada upaya dan semangat dari dalam diri seorang yang berharap. Harus ada tekad dan keyakinan dalam berharap. Bartimeus juga yakin bahwa inilah saatnya bangkit dan mewujudkan harapanya untuk dapat melihat.

Usaha dan perjuangan dari Bartimeus dilihat dan dihargai oleh Yesus. Sapaan “Anak Daud, kasihanilah aku” itu menunjukan bahwa ia mengenal Yesus adalah Mesias. Ia juga memahami bahwa dihadapan Yesus dia bukan apa-apa. Dihadapan Yesus dia meletakan harapannya dan juga di hadapan Yesus dia percaya harapannya menjadi kenyataan. Meskipun ada hambatan, meskipun ada masalah dan meskipun tantangan. Namun itu bukan penghambat untuk ia dapat mewujudkan harapannya.

Dalam ay 48 menjelaskan bagi kita, bahwa banyak orang menegornya untuk diam. Dalam teks asli bahasa Yunani (menegor adalah bentuk imperfeck) mereka tidak sekedar menegor dia untuk diam, namun mereka menegor dan menyuruh secara terus-menerus dan berualang-ulang untuk dia diam. Namun karena harapan yang begitu besar dan tekad yang begitu kuat ia tetap dan terus berteriak dengan suara yang semakin nyaring. Bartimeus menunjukan bahwa dalam berharap itu harus memiliki kesungguhan. Sehingga dengan sungguh-sungguh ia berteriak keras demi harapan yang harus diwujudkan.

Kesungguhan itu dilihat dan dihargai oleh Yesus, Sehingga Yesus tidak berjalan terus namun berhenti serta berkata “Panggillah Dia”. Respon dan reaksi dari Yesus menunjukan bahwa Dia tidak pernah diam ketika oranglain sedang berteriak memohon pertolongan. Apalagi kalo sampe orang berteriak karna berharap. Yesus tidak mengabaikan teriakan Bartimeus. Kesungguhan hati Bartimeus itu dilihat dan dihargai oleh Yesus. Orang-orang sekitar juga mengatakan “Bangkinkan Semangatmu”. Mereka mendukung dan memotivasi ketika Bartimeus sedang berjuang untuk harapan yang begitu besar.

Dengan cepat sekali Bartimeus menanggapi panggilan Yesus. Ia menanggalkan jubahnya. Langsung berdiri dan pergi mendapatkan Yesus. Panggilan tersebut merupakan kesempatan emas baginya untuk mewujudkan harapan. Sehingga ia tidak membiarkan kesempatan itu berlalu. Sekali lagi Bartimeus menunjukan bahwa jika diberikan kesempatan untuk mewujudkan harapan, maka lakukanlah itu. Apalagi kalo semakin didukung oleh orang-orang sekitar.

Dalam ay 51. Bartimeus menjawab pertanyaan Yesus dengan kata “Rabuni” yang berarti ungkapan rasa hormat yang tinggi. Bartimeus mengungkapkan kesungguhan hati dengan rasa hormat yang tinggi. Bartimeus mempunyai rasa hormat yang tinggi pada Yesus sebab ia tahu dengan jelas bahwa Yesus adalah Mesias yang mampu mewujudkan harapannya. Ia menghormati Yesus sebab harapan yang begitu kuat telah ia landaskan pada Yesus. Bartimeus melakukan bukan karena semata-mata ingin agar Yesus mengabulkan dia punya permintaan. Melainkan ia melakukannya sebab ia tahu dengan jelas bahwa Yesus adalah Mesias yang mampu mewujudkan harapannya. Harapan Bartimeus dilandasi oleh iman yang kuat. Ia tidak hanya mengharapkan untuk melihat, tetapi dalam harapan itu juga ia memiliki iman yang kuat dan teguh kepada Yesus sang Mesias.

 

Dari kisah ini saya mencatat beberapa hal yang dapat kita refleksikan bersama:

1.      Kesungguhan Mengejar Harapan: Pantang menyerah. (ay. 48)

Berharap itu hal biasa, namun yang jadi soal itu kalo tidak melakukanya. Semua kita pasti pernah berharap, namun tidak dengan sungguh untuk mengejar harapan. Dalam berharap juga berarti masih abu-abu. Belum hitam dan juga belum putih. Namun perlu kita ingat kembali bahwa harapan itu merupakan dasar dari kepercayaan tentang yang diinginkan akan didapatkan. Jika dalam menjalani kehidupan di Fakultas Teologi, kita berharap untuk skripsi tepat waktu, wisuda tepat waktu atau mungkin sebaliknya. Maka dititik itulah kita sedang membangun dasar kepercayaan bahwa keinginan itu harus didapatkan. Oleh sebab itu, melalui pembacaan kita saat ini, mengingatkan kembali untuk Jangan Menyerah dalam mengejar harapan yang sudah kita buat. Namun haruslah kita memiliki tekad dan semangat yang kuat untuk dapat mewujudkan harapan tersebut. Dan tentunya, itu harus lahir dari dalam diri kita. Dan hal ini kita temukan dalam pribadi Bertimeus. Kedatangan Yesus membuka semangat baru bagi Bartimeus. Sehingga cemoohan dan hardikan dari orang banyak tidak menjadi penghalang dan hambatan bagi dia untuk terus berteriak dan meminta pertolongan Yesus.

2.      Kesungguhan Mengejar Harapan: Beriman Teguh Pada Yesus (ay. 47)

Hidup tidak selalu berjalan sesuai dengan harapan. Harapan-harapan kita terkadang tidak sesuai dengan realita. Dan itu bisa saja membuat kita merasa tertekan, frustasi serta stres. Diri kita bisa saja down bahkan membuat kita putus asa akan kehidupan. Ketika ditimpa oleh kenyataan yang tidak sesuai dengan harapan, bisa saja kita memutuskan untuk berhenti berharap. Apalagi kalo berharap mau tulis ini, tapi ternyata nilai tidak sesuai. Berharap untuk bisa dapat dosen ini, tapi kenyataan membuktikan tidak. (Saya memiliki pengalaman pribadi) Oleh karna itu, mari kita belajar dari Bartimenus. Dalam ay. 47 kalimat “Ketika didengarnya” menunjukan kepada kita bahwa meskipun mata Bartimeus tidak dapat melihat, ia tidak pernah melihat Yesus melakukan mujizat namun telinganya telah mendengar tentang perbuatan-perbuatan Yesus. matanya memang buta, manun tidak dengan Imannya. Hal ini yang kadang jadi soal untuk katong. Kadang dalam berharap katong buta semua. Sekedar berharap dan tidak dapat melihat pada Yesus “Sang Mesias” itu. Mari kita belajar dari kisah Bartimeus ini. Kita sudah sering mendengar tentang Yesus, karena itu andalkan Yesus ketika kita berharap. Berharap pada Yesus bukan sekedar mengarahkan hal-hal yang bersifat materi, tetapi berharap pada Yesus karena kita mengimani bahwa Dia adalah Mesias, Anak Allah yang adalah Sumber pengharapan kita.

3.      Kesungguhan Mengejar Harapan: Mengikuti Yesus dalam Perjalanan-Nya. (ay. 52)

Dalam berharap tentunya kita memerlukan tekad dan semangat yang kuat. Sekali lagi dalam berharap tentunya harus memiliki Iman yang kuat dalam Yesus. Oleh karena itu jika mau agar iman semakin kuat dalam Yesus maka tetaplah mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya. Ketika Bartimeus telah disembuhkan, ia tidak meninggalkan Yesus. Alkitab mencatat bahwa “ia mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya”. Hal ini menggambarkan bahwa Bartimeus tidak sekedar mencari dan berseru kepada Yesus hanya karena ia sedang sakit dan memerlukan kesembuhan dari Yesus. Justru setelah Bartimeus sembuh ia memutuskan untuk mengikuti Yesus. Hal ini mengajarkan kita bahwa, jangan mengikuti Yesus karena mau menginginkan harapan terwujud. Melainkan ikutlah Yesus dalam jalan-Nya dan berserulah tentang harapan-harapan kita. Jangan hanya sekedar mencari dan berseru kepada Yesus karena hanya harapan yang sedang diperjuangkan. Melainkan tetap setia untuk mengikuti Yesus dalam perjalannan-Nya. Mau ada berharap atau sonde pun tetap harus ikut Yesus. Jangan karna ada berharap untuk ini dan itu, maka tiap minggu katong rajin gereja, ditambah bungkus nazar ko bawa.

Inilah 3 hal yang dapat beta bagikan untuk katong semua. Marilah kita belajar dari kisah Bartimeus. Jangan Menyerah dalam mengejar harapan yang sudah kita buat. Namun haruslah kita memiliki tekad dan semangat yang kuat untuk dapat mewujudkan harapan tersebut. Andalkan Yesus ketika kita berharap. Berharap pada Yesus bukan sekedar mengarahkan hal-hal yang bersifat materi, tetapi berharap pada Yesus karena kita mengimani bahwa Dia adalah Mesias, Anak Allah yang adalah Sumber pengharapan kita. Dan jangan hanya sekedar mencari dan berseru kepada-Nya karena hanya harapan yang sedang diperjuangkan. Melainkan tetap setia untuk mengikuti Yesus dalam perjalannan-Nya. Selamat Mengejar Harapan yang telah dibuat. Dan kiranya Roh Kudus memampukan kita agar lebih sungguh-sungguh dalam mengejar harapan. Tuhan Yesus Memberkati. Amin.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CINTA KUAT SEPERTI MAUT: Sebuah Refleksi dari Kitab Kidung Agung dan Relevansinya bagi Kaum Muda yang Gagal Move On

PEMERINTAH ADALAH HAMBA ALLAH UNTUK KEBAIKAN

IMAN SEBAGAI LANDASAN MENTAL YANG KUAT: Sebuah Refleksi Kisah Hidup Ayub dan Relevansinya terhadap Kehidupan Mental Orang Muda Masa Kini