PERJUMPAAN DENGAN KRISTUS MAMPU MENGUBAH KEHIDUPAN - “Matius, 2:1-12”

PERJUMPAAN DENGAN KRISTUS MAMPU MENGUBAH KEHIDUPAN

“Matius, 2:1-12”

Syalom, Ibu/bapa/saudara/iu sekalian.

Hari ini kita akan belajar dari bagian firman Tuhan yang saya pilih dari Matius, 2:1-12 dengan perikop “Orang-Orang Majus dari Timur”. Tema yang saya pilih untuk kita belajar bersama adalah “Perjumpaan dengan Kristus Mampu Mengubah Kehidupan”.

Sebagai manusia, kita sering menalami yang namanya perjumpaan. Baik itu dengan teman, kerabat, keluarga dan sebagainya. Perjumpaan-perjumpaan tersebut terjadi karena ada kesepakatan atau rencana yang dibuat. Namun dalam perjumpaan kita terkadang hanya sebatas berjumpa dan tidak melahirkan suatu pembaharuan dalam kehidupan kita. Berjumpa itu biasa namun yang lebih luar biasa itu ada perjumpaan yang melahirkan suatu pembaharuan dalam kehidupan sebagai orang-orang percaya. Dan hal ini kita temukan dalam kisah para orang-orang Majus dari Timur. Semangat untuk berjumpa dengan Yesus Sang Juruselamat membuat mereka mengalami pembaharuan dan perubahan dalam tingkah dan tindakan.

Injil Matius dengan jelas menuliskan tentang para Majus dari Timur yang berupaya mencari dan ingin bertemu dengan Yesus. Sebelum berbicara tentang semangat dari para Majus ini, asal-usul Yesus ditulis dan diceritakan dengan baik. Dan hanya Matius sajalah yang menuliskan bagi tentang perjuangan dan semangat dari para Majus untuk mencari dan berjumpa dengan Yesus. Dalam bahasa Yunani orang-orang Majus disebut sebagai 'orang-orang Magia', yaitu orang-orang yang ahli dalam perbintangan. Oleh karena itu tidak mengherankan jika mereka dituntun oleh bintang untuk berjumpa dengan Juruselamat. Sebab bagi mereka, jika muncul suatu bintang yang cemerlang, maka hal itu menandakan tanda kelahiran seorang pemimpin besar.

Setelah bintang itu nampak, mereka pun berangkat. Mereka ingin melihat raja yang baru dilahirkan itu. Mereka tidak memikirkan sedikitpun kepentingan diri mereka sendiri. Mereka berangkat bukan untuk mendapat hadiah dari sang raja sebaliknya mereka mau menyampaikan persembahan kepada raja itu. Hal yang sangat menarik perhatian, ketika orang-orang majus pergi menghadap Raja yang Mulia itu, tidak ada pada mereka keinginan-keinginan duniawi. Tidak ada keinginan untuk mencari pujian, uang, dan sebagainya. Hanyalah untuk pergi dan menyembah sang Raja. Kerinduan para majus untuk berjumpa dengan Raja ini sangat besar, sehingga mereka tabah dalam perjalanan yang jauh, tabah menahan lapar dan haus. Asal sampai pada tempat sang Raja.

Ibu/bapak/saudara/i sekalian. Setelah semangat dari para Majus untuk bertemu dengan Yesus sang Raja, maka mereka mendapatkan petunjuk bahwa kalahiran Raja ada di Betlehem di tanah Yudea. Ketika mereka sampai pada rumah itu, mereka mendapatkan bayi Agung itu berada bersama dengan Maria, ibu-Nya. Setelah para Majus berjumpa dengan Yesus ada 2 tindakan yang dilakukan. Pertama, Sujud menyembah. (Ayat 11) tindakan sujud menyembah merupakan merendahkan diri dan memuliakan Yesus sebagai Raja. Meredah dengan sujud merupakan gambaran tentang penghormatan kepada Kristus. Hal ini dilakukan oleh para Majus dengan sungguh-sungguh. Hanya bermodal dituntun oleh bintang, mereka berjalan tanda kenal lelah demi berjumpa dengan Raja yang Mulia. Bentuk tindakan kedua adalah mempersembahkan persembahan kepada-Nya. Setelah tindakan merendahkan diri dihadapan Yesus, mereka mempersembahkan persembahan mereka.

Perbuatan yang dilakukan orang majus ini sungguh mulia, mereka tidak segan-segan bertelut di hadapan Yesus, mereka percaya benar bahwa Yesus adalah raja. Kemudian mereka membuka tempat harta benda yang dibawa selalu mempersembahkan kepada Yesus. Bentuk persembahan yaitu emas kemenyan dan mur. Emas adalah lambang kemuliaan dan kebesaran duniawi, kemenyan adalah lambang hati yang rendah dan beribadat, sedangkan mur adalah lambang karunia Allah. Mur yang harum baunya, dipakai juga untuk membuat minyak urapan yang kudus. Para majus ini datang dan mempersembahkan persembahan mereka sebagaimana mereka membawa kemuliaan dan kebesaran duniawi dengan hati yang rendah dan mau beribadah dihadapan Yesus. Mereka meninggalkan pikiran mereka tentang harga yang mahal pada emas, kemenyan dan Mur. Bagi mereka perjumpaan yang mulia dengan Yesus haruslah juga mempersembahkan persembahan yang mulia bagi Yesus.

Kerinduan dan semangat dari para Majus, membuat mereka bertemu dengan bayi Agung itu. Hanya dituntun oleh bintang yang cemerlang membuat para Majus menjadikan raja Agung sebagai terang di hati, sehingga kerinduan untuk berjumpa dengan bayi Agung semakin besar dalam hati. Perjumpaan dengan Yesus merombak tindakan dan perilaku. Perjumpaan dengan Yesus juga merombak pola berpikir.

Terkadang sebagai manusia, kita sudah sering berjumpa dengan Yesus melalu setiap ibadah, namun yang menjadi Soal adalah perjumpaan dengan Yesus tidak mampu merubah tindakan dan perilaku kita, perjumpaan dengan Yesus tidak mampu merubah pola pikir kita. Seringkali kita pergi ke Gereja tetapi saat pulang kita tidak mampu melakukan apa yang kita dengar. Kita sering dengar kalimat: "Percuma tiap Minggu Pi Gereja, tapi Lu Pu model sama sa. Sonde berubah sedikit Ju." Atau "Pi gereja ma masih suka omong kosong Ju sama sa." Hal ini menunjukkan bahwa Perjumpaan kita dengan Yesus yang tidak ada dampak pada perilaku dan tindak. Perjumpaan kita hanya sekedar sebagai rutinitas. Perjumpaan kita hanya karena identitas. Perjumpaan kita mestinya perjumpaan yang lahir dari kerinduan dan semangat untuk mencari Yesus. Sama seperti para Majus. Semangat untuk berjumpa dengan Yesus Merombak tindakan dan perilaku.

Hal ini yang dapat kita belajar bersama dalam semangat menyambut Natal. Meskipun kita ada dalam keadaan trauma terhadap badai siklon seroja yang lalu atau bahkan pandemi covid-19 yang masih menjalar bebas, namun semangat dan kerinduan untuk berjumpa dengan Yesus tidak boleh luntur. Kerinduan untuk berjumpa dengan Yesus juga harus merombak pola hidup dan gaya berpikir yang salah, perjumpaan dengan Yesus juga harus merubah tindakan dan perilaku yang tidak baik. Sebab perjumpaan dengan Yesus adalah perjumpaan yang mulia. Perjumpaan yang mampu merubah dan merombak tindakan serta kehidupan kita.

Hal berikut yang dapat kita belajar dari para majus yakni dalam ayat 12. “Dan karena diperingatkan dalam mimpi, supaya jangan kembali kepada Herodes, maka pulanglah mereka ke negerinya melalui jalan lain.” Kalimat Pulang melalui jalan lain merujuk pada sikap dan tindakan kita. Setelah mengalami perjumpaan dengan Yesus, maka kita harus mampu menemukan ‘jalan lain’ demi pembaharuan kehidupan kita. Jalan lain berarti jalan yang baru, jalan lain juga merujuk pada perilaku kita yang baru. Perjumpaan dengan Yesus harus membuat kita mampu menemukan sikap, tindakan, tingkah laku yang baru dalam kehidupan kita. “Kalo dulu suka sindir tetangga, maka setelah mengalami perjumpaan dengan Yesus kita harus ada perubahan supaya jangan sindir-sindir tetangga. Kalo dalam kehidupan Gereja masih ada dendam satu dengan yang lain, maka ketika sudah mengalami perjumpaan dengan Yesus harus mampu untuk memaafkan. Dengan demikian kita akan mengalami pembaharuan karena perjumpaan dengan Yesus.

Marilah kita semua dalam upaya untuk berjumpa dengan Yesus, kiranya dapat membuat kita merombak tindakan dan perilaku kita yang salah. Perjumpaan kita dengan Yesus haruslah menjadi perjumpaan yang mampu merubah pola hidup dan tindakan yang salah. Saya mengucapka selamat natal bagi Ibu/Bapak/Saudara/i sekalian. Kiranya Perjumpaan dengan Yesus melalui moment Natal tahun ini membuat kita mengalami perubahan dan pembaharuan. Amin.


Penulis : Marsel C. S. Laisbuke

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CINTA KUAT SEPERTI MAUT: Sebuah Refleksi dari Kitab Kidung Agung dan Relevansinya bagi Kaum Muda yang Gagal Move On

PEMERINTAH ADALAH HAMBA ALLAH UNTUK KEBAIKAN

IMAN SEBAGAI LANDASAN MENTAL YANG KUAT: Sebuah Refleksi Kisah Hidup Ayub dan Relevansinya terhadap Kehidupan Mental Orang Muda Masa Kini