"Mementingkan sesama dalam situasi Sulit"

Lukas 23:28
Yesus berpaling kepada mereka dan berkata: "Hai puteri-puteri Yerusalem, janganlah kamu menangisi Aku, melainkan tangisilah dirimu sendiri dan anak-anakmu!

"Mementingkan sesama dalam situasi Sulit"


Saudara semua yang Terkasih,
Dalam teks Lukas 23:28 ada banyak orang yang bersimpati dengan Yesus, saat Yesus hendak dibawa untuk disalibkan. Seperti yang telah kita baca dan renungkan bersama, sejumlah besar orang yang mengikuti Dia, Tidak diketahui berapa jumlahnya namun Injil Lukas mencatat bahwa diantaranya banyak perempuan yang menangis dan meratapi Dia. Akan tetapi yang dapat disoroti dari teks ini adalah perkataan Yesus Kepada mereka "puteri-puteri Yerusalem, janganlah kamu menangisi Aku, melainkan tangisilah dirimu sendiri". Coba kita bayangkan dalam keadaan dibawa untuk disalibkan pun Yesus menyuruh untuk menangisi diri sendiri bukan menangisi Dia. Ini merupakan tindakan yang tidak biasa untuk manusia biasa, namun ini menunjukan bahwa Yesus Yang Luar Biasa itu mengajarkan agar sekalipun ada dalam situasi yang sulit, jangan hanya mementingkan diri sendiri tetapi mementingkan orang lain itu perlu. Sekalipun Yesus ada dalam situasi akan disalibkan (salib=memalukan dan menghinakan. Lih. Ensiklopedia "salib". Hal 342).
Dari teks ini saya mencoba mengaitkan dengan konteks saat ini. Upaya pemerintah untuk mencegah wabah covid-19 yang mengharuskan masyarakat untuk melakukan segala aktifitas di rumah. Pencegahan covid-19 juga berdampak pada ekonomi masyarakat yang lemah sehingga dalam situasi inilah kita diajarkan oleh Lukas agar kita belajar dari Yesus untuk tidak hanya mementingkan diri sendiri namun saling memperhatikan satu sama lain. Memperhatikan satu sama lain dengan cara meniadakan salaman, bersentuhan langsung dengan orang lain adalah bentuk antisipasi dalam pencegahan covid-19 bukan berarti mengurangi Kasih terhadap sesama. Namun ini adalah bentuk memperdulikan sesama untuk pencegahan covid-19.
Kita Juga harus belajar dari Pribadi Yesus agar tidak mementingkan diri sendiri meski berada dalam situasi/kondisi yang sulit. Dalam hal ini contoh yang real adalah penjualan "masker dan handsanitaizer" dengan harga yang tidak mementingkan diri sendiri namun mementingkan orang lain. Injil Lukas mengajarkan kepada bahwa Yesus yang berlaku bagi semua orang harus menjadi bagian dari kita sebagai orang percaya agar kita juga berlaku (berlaku = berbuat/bertindak. Lih.KBBI) bagi sesama kita. 
Dengan demikian kita sebagai orang percaya tidak hanya mementingkan pribadi kita, namun kita juga mementingkan keberadaan orang lain agar kita dapat menjadi berkat bagi sesama dalam keadaan/situasi sulit.



Minggu, 29 maret 2020
Marsel Laisbuke

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CINTA KUAT SEPERTI MAUT: Sebuah Refleksi dari Kitab Kidung Agung dan Relevansinya bagi Kaum Muda yang Gagal Move On

PEMERINTAH ADALAH HAMBA ALLAH UNTUK KEBAIKAN

IMAN SEBAGAI LANDASAN MENTAL YANG KUAT: Sebuah Refleksi Kisah Hidup Ayub dan Relevansinya terhadap Kehidupan Mental Orang Muda Masa Kini